Rabu, 23 Agustus 2017

Resiko Becak (Trotoar Street) Bar

Jadi ceritanya jam 16.15 tadi, ketika sedang prepare mo buka trotoar streetbar. Becak sudah kusiapkan kejalan raya. Giliran mengambil barang dan bahan bahan lain yang diperlukan menggunakan motor. 
Ketika tiba dari rumah dan  sudah menurunkan coller tempat bahan, datang ibu2 dengan anak gadisnya mendekati becak, berdiskusi dan tengak tengok seperti mencari seseorang. Kudekati mereka dan kutanyakan pada ibu itu :
"Ya bu, ada apa ya?", tanyaku
"Saya mau ke gudeg yu djum", kata ibu tersebut
"Owh.., gu deg yu djum kesana bu, lampu merah selokan UGM, belok kiri 200 meter", jawabku
"Enggak, ini yang punya becak mana ya? saya mau naik becak kesana", kata ibu itu yang membuatku merasa..., Dhyarrr! 
"Ini becak saya bu. Ini becak buat jualan", ujarku.
"Disini becak udah jarang ya, kalo disolo masih banyak", ujarnya kemudian.
"Becak masih ada bu, cuma biasanya becak motor, kalo becak genjot dah jarang". "Ibu mau ke gudeg yu djum naek becak saya? tapi becaknya ya begini adanya", ujarku.
"Ya nggak apa apa. Berapa ongkosnya?", kata ibu itu.
Langsung saja decision ku ambil. 
"Ke yu djum 25 ribu rupiah bu..", kataku
"Wah.., mahal yaa.., bukannya 15 ribu.", kata ibu tersebut 
"Maaf bu, saya cuma mbantu. Soalnya sebenarnya becak ni nggak buat narik tapi buat jualan", kataku.
"Ya udah 25 ribu nggak apa2, anterin ya", kata ibu itu 
"Sebentar bu, biar saya lap dan bersihkan tempat duduknya dulu biar nyaman", kataku.
Setelah selesai kemudian ibu dan anak gadis tadi kupersilahkan naik.
Hadeewh capeknyaa. 
Becak kudorong pelan, aku naik ke sadel  dan mulai menggenjot denganpelan.
Di perjalanan beberapa orang yang mengenalku mungkin heran dan tertawa melihat aku membawa penumpang. Aku dengan santainya hanya tertawa berkoar sambil melambaikan tangan. Walau agak padat, beruntung perjalanan lancar. Di 3/4 perjalanan sempat disapa sama mas boti trotoholic mahasiswa ugm, "om pedrooo...", sapanya. "Yoww mas boti..", jawabku.
Ketika masuk gang kearah yu djum, kebetulan melewati rumah kakak ipar dari istriku yg kebetulan juga sedang berada diluar rumah. Agak terkejut dia melihat ku membawa penumpang, buru buru aku yang menyapanya. "Haii mbak titik.., nganterin ke yu djum dulu ya , nanti ceritanya..", sapaku.
Singkat cerita kuberhenti tepat didepan pintu warung gudeg yu djum pusat barek. Kemudian anak gadis ibu tersebut turun duluan, ibunya belakangan. Anaknya lalu  memberikan uang kepadaku. "Terimakasih mbak ya", kataku.
Kemudian aku putar balik becak, dan pulang kembali. Ketika didepan rumah mbak titik, aku berhenti sebentar dan menceritakan kronologis kejadian tadi. Dia kemudian tertawa.  Lalu aku pamit melanjutkan perjalanan. Dalan perjalanan pulang kembali ke basecamp tempatku jualanpun sempat macet ditimur gedung Magister Management UGM. Seorang driver gojeg yang sedang membawa penumpang pun nyeletuk , "wah, bakule es trotoar we abis antar penumpang", ujarnya. 
"Haiyo boss, cari sewaa", jawabku. Akhirnya, aku sampai basecamp lokasi jualanku.
Segelas Rock n roll
 untuk mengobati dahaga..
"Hadeeh, capeek banget. Berbahagialah bu...", dengan 25 ribu sudah diantar menikmati perjalanan kegudeg yu djum oleh pemilik trotoar streetbar dengan selamat tentunya. Dan sepertinya aku akan tidur nyenyak karena merasakan rasa capekku...