Jumat, 24 Juni 2016

Butterfly Whisper


Mocktail  "Butterfly Whisper" dibuat pada tahun 2011 dimana dalam minuman ini saya ingin mengkisahkan filosofi tentang ulat berbulu hitam dengan sedikit warna putih yang terlihat di tanaman yang sering dilalui oleh manusia. Manusia yang lewat ketika melihat si ulat ini akan menjauh karena jijik, ngeri atau takut bila terkena bulu hitamnya akan terkena gatal dikulit tubuhnya.

Sekian lama si ulat berjalan dengan pelan sambil memakan daun yang dihinggapinya, berharap ada manusia yang memperhatikan dirinya. Hingga tiba pada suatu saat dia berdoa kepada Tuhan Penciptanya. "Ya Tuhan, mengapa manusia tidak ada yang memperhatikan diriku. Apakah karena bulu hitam kulitku yang mengerikan, atau bentuk badanku yang menakutkan sehingga tidak ada yang memperhatikan diriku. Ya Tuhan, jadikanlah agar diriku bisa disenangi oleh manusia. Rubahlah bentuk tubuhku agar mereka senang dan tidak takut dengan kehadiran diriku", pinta sang ulat dalam doanya tersebut. Tuhan mendengar doa si ulat tersebut kemudian si ulat disuruh agar tetap berdoa dan bertapa dalam kepompong yang dibuatNya untuk menunggu hingga tiba waktunya.
Dalam pertapaannya di kepompong yang gelap gulita si ulat masih berdoa. Dia merasakan kehausan, kelaparan bahkan kesakitan yang luar biasa ketika bulu-bulu tubuhnya laksana di pintal menjadi sayap, laksana kulit tubuhnya dilumat menjadi tulang untuk kerangkanya. Demi satu keinginan yang besar si ulat tidak merasakan penderitaannya tersebut hingga akhirnya waktu yang ditentukan tiba, doa dan usaha si ulat tersebut dikabulkan Tuhan sang pencipta..

Tuhan sang pencipta meretas kepompong  ulat hitam yang mengerikan. Sayap kupu-kupu keluar dari kepompong yang mulai pecah.  Kupu-kupu mengirup udara segar yang masuk ketubuhnya, memperhatikan alam disekitarnya dan merasakan perubahan pada dirinya. Tubuhnya terasa ringan, Sayap-sayap tubuhnya berwarna-warni dengan ornamen yang cantik. Dia mencoba mengepakkan sayapnya beberapa kali hingga akhirnya terbang keudara. Begitu senang  dan bahagia si ulat yang berubah menjadi kupu-kupu tersebut terbang kesana kemari. hinggap di pucuk daun pepohonan yang satu ke pepohonan yang lain. Manusia yang melihatnya terpesona, bahkan beberapa anak-anak  kecil begitu riang mengejarnya. Kupu-kupu hinggap di sekuntum bunga yang sedang mekar dan  menceritakan tentang perjalanan yang dialaminya....

Kisah ini juga di alami Trotoar Street Bar, bagaimana ketika pada awal berdirinya sekitar tahun 2007 -2010 orang belum mengenalnya, beberapa orang yang lewat memperhatikan simbol hitam Trotoar Street Bar dengan beberapa pertanyaan dalam hatinya, "Minuman apa itu? woaalah..,  kaya' bar saja", pikirnya. Ada yang tersenyum hangat, ada juga yang tersenyum sinis. Masih sedikit  pembeli yang berani datang dan ada juga beberapa yang meremehkan. Sekian lama pedro sang pemilik tetap bertahan, demi tekat dan ambisinya dia berdoa dan tetap antusias untuk mengenalkan Totoar Street Bar. Hingga akhirnya kini Trotoar Street Bar sudah mulai dikenal dan pembeli sudah berdatangan. Tujuh tahun belumlah lama untuk membikin sejarah. Berbagi kisah tentang suka duka kehidupan..
Cerita tersebut mengandung arti bahwa dibalik suatu keberhasilan baik dalam usaha, kerja ataupun belajar/kuliah, pasti kita akan menghadapi segala kesulitan yang luar biasa. Baik waktu luang, kenyamanan, cemooh, sindiran dari orang-orang, teman bahkan saudara kita sendiri. Tetapi bila kita sabar, ulet dan kuat menghadapi segala rintangan tersebut insya allah kita akan meraih apa yang kita inginkan. Dan pada masa dimana keberhasilan tiba,  orang yang tadinya tidak mengetahui, mencemooh atau menyindir akan menghampiri kita dan mengejar kita,  Sama seperti mengejar kupu kupu yang indah mempesona.
Biarlah kita hadapi kesulitan, keprihatinan dengan kesabaran, keuletan dan senyuman. Siapkan diri kita agar seperti  kupu kupu  yang indah mempesona dan terbang diudara, yang suatu saat akan hinggap dan berbisik menceritakan apa yang dialaminya kepada manusia...