Minggu, 19 Juni 2016

Petualangan Mancing Ikan Sidat

Ikan sidat...., ya sidat. Sidat dalam bahasa indonesia biasa disebut 'Moa', masyarakat jawa barat menyebutnya'Oling', masyarakat jawa tengah(kutoarjo, kebumen, magelang, temanggung)menyebutnya'Pelus'. Banyak orang masih bertanya-tanya tentang ikan ini. Ikan ini berbentuk seperti belut tetapi memiliki sirip dikepalanya sehingga menyerupai kuping.  Di jogja pemancing sidat mengkategorikan sidat dalam beberapa macam. Sidat kecil seukuran pulpen s/d ukuran ibu jari kaki disebut lumbon, sidat ukuran ibu jari kaki sampai ukuran lengan orang dewasa disebut 'Agal', ukuran lengan sampai betis disebut sidat, ukuran betis sampai tiang listrik disebut Pelus.
Sidat tanggung 3kg

Banyak cerita yang mengatakan bahwa sidat menetaskan anak-anaknya dilaut, menjadi glass eel di muara dan seiring dengan semakin dewasanya dia akan akan menuju ke sungai didarat hingga pegunungan.., (walaupun saya sendiri di Sungai Serang kulon progo pernah menyaksikan ratusan anak sidat seukuran batang korek api) Luar Biasa!! Selama saya mancing ikan ini ada 2 jenis ikan sidat yang biasa saya peroleh yaitu  sidat kembang/anguila marmorata dan sidat kebo/anguila bicolor-color. Dari kedua jenis ikan ini sidat kembang yang saya suka karena kalu dapat biasanya lebih besar dari ukuran sidat kebo bahkan besarnya bisa lebih dari 10kg!!    Memancing ikan sidat agak berbeda dengan memancing ikan pada umumnya, kalo biasanya kita memancing ikan pada pagi sampai sore hari maka memancing ikan sidat dilakukan pada senja sore hingga pag harii(05.00) ini dikarenakan ikan sidat termasuk ikan yang tidak suka dengan sinar baik matahari, api, lampu senter dan yang lain. (jadi kalau mancing dikali malam hari, jangan senter-senter kali ya.., nanti bisa ditimpuk atau diomelin  sama pemancing malam  yang lain he he he..)
 
Umpan yang dipakai untuk memancing sidat yaitu : cacing kruel/untel, uret(larva pohon kelapa), ikan wader, anak katak / percil, burung emprit, usus ayam dan lain-lain. tetapi saya biasa membawa cacing kruel dan uret saja. setelah setelah umpan siap tinggal kita menyiapkan perlengkapan yang lain seperti joran+(pancing. timbel, senar), kepis/tempat ikan, karung, sepatu boot, senter dan jangan lupa jas hujan dan siap untuk berangkat..

Peralatan mancing sidat
Sungai tempat kita memancing sidat biasanya sungai-sungai yang bermuara ke laut dan biasanya ikan sidat yang besar/ pelus tinggal di hulu sungai/ aliran sungai teratas. contohnya di jawa tengah yaitu sungai progo yang berhulu di temanggung, kali elo berhulu grabak magelang dan sungai butuh kutoarjo yang ada di bruno yang menurut pengamatanku sidatnya besar-besar. Sepengetahuan saya sidat ukuran raksasa pernah didapat oleh pemancing dari temanggung disungai progo atas /sekitarnya dengan berat mencapai 21Kilogram!

Tetapi buat saya, bukan masalah untuk mendapatkan hasil ikan saja yang menjadikan serunya petualangan mancing sidat, tetapi banyak hal hain seperti menikmati perjalanannya dengan motor, berinteraksi dengan masyarakat desa, berjalan menyusuri kali melewati bebatuan, menikmati persawahan, melewati rumput ilalang, hutan dan semak belukar. Buat saya pribadi mancing sidat juga termasuk olah raga yang memacu adrenalin selain terjun payung, adventure motor trail, dan lain-lain. Mengapa memacu adrenalin?  Bayangkan saja jika pada malam hari kita sendiri : didaerah yang sepi, jauh dari tempat tinggal / rumah penduduk(kutoarjo, temanggung, magelang, dll), dipinggir kali yang gelap, dingin dan juga tidak tahu akan terjadi apa....
Indahnya sungai senantiasa memanggil
 Itulah hal yang membuat saya merasa perlu untuk menceritakan, mengapa mancing sidat merupakan petualangan yang seru. Setiap seminggu atau dua minggu sekali, saya akan mengistirahatkan diri. Melihat sawah, duduk dipinggir kali, mendengarkan gemericik kali, sesekali suara jangkrik dan kodok saling bersahutan tiada henti. Selain secara fisik olahraga badan terpenuh, secara psikis pikiran juga akan terobati. Dan juga ketika sedang menunggu 'klinthing' / lonceng sinyal joran kita berbunyi dimakan ikan, kita bisa intropeksi dan mawas diri. Apa yang sudah dan belum kita  perbuat. untuk pribadi, keluarga, orang lain dan untuk negeri ini..